Kedatangan musim kemarau sangat berkaitan erat sekali dengan peralihan angina monsoon Asia menjadi Angin monsoon Australia. Untuk itu, Badan Meteoroligi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memperkirakan puncak musim kemarau di Papua akan terjadi pada Juni dan Agustus 2022 mendatang.
“BMKG
memprediksi angin monsoon Australia mulai aktif pada akhir April 2022 dan mulai
mendominasi pada bulan Mei hingga Agustus 2022,” ujar Kepala Balai Besar
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura, Hendro Nugroho.
Adapun
untuk provinsi di Papua terdisi dari 4 Zona musim yakni Zona Musim 339,340,341,
dan 342. Dari 4 Zona Musim tersebut, 50% diperkirakan akan mengalami musim kemarau lebih awal yaitu pada bulan Mei 2022. Sedangkan 50% sisanya
diperkirakan akan mengalami kemunduran musim kemarau yaitu pada bulan Juni
hingga Juli 2022.
“Sifat
hujan pada musim kemarau tahun ini dibandingkan dengan data rata-rata
klimatologis akumulasi musim hujan kemarau periode 1991-2020, maka kondisi
musim kemarau tahun ini diprakirakan normal atau sama dengan rerata
klimatologis untuk semua zona musim,” ujarnya.
Untuk itu
BMKG merekomendasikan yang dapat dilakukan selama menghadapi musim kemarau
adalah agar semua pihak dari pemerintah daerah, stakeholder, hingga masyarakat
agar tetap waspada. Khususnya untuk masyarakat yang berada di zona musim 341
dan 342.
“Kemudian
pemerintah daerah dan masyarakat di daerah yang rawan kekurangan air bersih
diharapkan dapat melakukan penyimpanan air pada masa peralihan musim hujan ke
musim kemarau. Selain itu selama masa pancaroba atau masa transisi dari musim
hujan ke musim kemarau, masyarakat perlu mewaspadai potensi terjadinya angin
kencang dan hujan lebat yang disertai kilat, petir,” katanya.
Balai Besar
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V selaku koordinator UPT BMKG di
Provinsi Papua terus berusaha menyediakan layanan terbaik untuk mendukung
kesejahteraan dan keselamatan masyarakat di Papua.
“Maka itu
diharapkan semua pihak dapat bersinergi menentukan langkah dan kebijakan,
menghadapi musim kemarau dengan tangguh,” katanya.
Sebelumnya,
Wakil Walikota Jayapura, Rustan Saru mengatakan peringatan dini bencana
hidrometeorologi bagi masyarakat Kota Jayapura perlu dioptimalkan. Masyarakat
harus mendapatkan akses peringatan dini bencana hidrometorologi secara cepat
dari BMKG.
“Peringatan
dini sangat penting sebab Kota Jayapura merupakan salah satu kota di Papua yang
memiliki risiko bencana hidrometeorologi tinggi,” ujarnya.
No comments:
Post a Comment