Friday, May 20, 2022

BMKG Memprediksi Puncak Musim Kemarau di Papua Akan Terjadi pada Juni Hingga Agustus 2022

Kedatangan musim kemarau sangat berkaitan erat sekali dengan peralihan angina monsoon Asia menjadi Angin monsoon Australia. Untuk itu, Badan Meteoroligi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG memperkirakan puncak musim kemarau di Papua akan terjadi pada Juni dan Agustus 2022 mendatang.

“BMKG memprediksi angin monsoon Australia mulai aktif pada akhir April 2022 dan mulai mendominasi pada bulan Mei hingga Agustus 2022,” ujar Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura, Hendro Nugroho.

Adapun untuk provinsi di Papua terdisi dari 4 Zona musim yakni Zona Musim 339,340,341, dan 342. Dari 4 Zona Musim tersebut, 50% diperkirakan akan mengalami musim kemarau lebih awal yaitu pada bulan Mei 2022. Sedangkan 50% sisanya diperkirakan akan mengalami kemunduran musim kemarau yaitu pada bulan Juni hingga Juli 2022.

“Sifat hujan pada musim kemarau tahun ini dibandingkan dengan data rata-rata klimatologis akumulasi musim hujan kemarau periode 1991-2020, maka kondisi musim kemarau tahun ini diprakirakan normal atau sama dengan rerata klimatologis untuk semua zona musim,” ujarnya.

Untuk itu BMKG merekomendasikan yang dapat dilakukan selama menghadapi musim kemarau adalah agar semua pihak dari pemerintah daerah, stakeholder, hingga masyarakat agar tetap waspada. Khususnya untuk masyarakat yang berada di zona musim 341 dan 342.

“Kemudian pemerintah daerah dan masyarakat di daerah yang rawan kekurangan air bersih diharapkan dapat melakukan penyimpanan air pada masa peralihan musim hujan ke musim kemarau. Selain itu selama masa pancaroba atau masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau, masyarakat perlu mewaspadai potensi terjadinya angin kencang dan hujan lebat yang disertai kilat, petir,” katanya.

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V selaku koordinator UPT BMKG di Provinsi Papua terus berusaha menyediakan layanan terbaik untuk mendukung kesejahteraan dan keselamatan masyarakat di Papua.

“Maka itu diharapkan semua pihak dapat bersinergi menentukan langkah dan kebijakan, menghadapi musim kemarau dengan tangguh,” katanya.

Sebelumnya, Wakil Walikota Jayapura, Rustan Saru mengatakan peringatan dini bencana hidrometeorologi bagi masyarakat Kota Jayapura perlu dioptimalkan. Masyarakat harus mendapatkan akses peringatan dini bencana hidrometorologi secara cepat dari BMKG.

“Peringatan dini sangat penting sebab Kota Jayapura merupakan salah satu kota di Papua yang memiliki risiko bencana hidrometeorologi tinggi,” ujarnya.

No comments:

Post a Comment

Ketika di Roma (2/2)

Jalan Romawi kuno melintasi bentang alam, dari Skotlandia hingga Mesopotamia, Rumania hingga Sahara. Dan jalan Romawi paling awal dibangun u...