Wednesday, July 13, 2022

14 musisi muda Indonesia perkenalkan budaya Papua

Sebanyak 14 musisi muda Indonesia memperkenalkan budaya Papua pada sebuah sarasehan, dengan menghadirkan antropolog dan kurator Museum Universitas Cenderawasih (Uncen), Enrico Kondologit.

Publicist untuk Temu Seni Musik Papua, Ajeng Campagnita mengatakan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan menggelar temu seni di Kota Jayapura, Papua, 11 hingga 17 Juli 2022.

Dia bertutur, 14 seniman dari berbagai latar genre musik dan tempat di Indonesia itu hadir di Kota Jayapura untuk silaturahmi, apresiasi dan jejaring musik, sekaligus memperkenalkan Indonesia Bertutur 2022 di daerah cagar budaya di Indonesia.

“Kegiatan Temu Seni ini merupakan salah satu rangkaian dari Festival Mega Event Indonesia Bertutur 2022 yang dihelat menjadi bagian dari perhelatan akbar Pertemuan Menteri-Menteri Kebudayaan G20 (G20 Ministerial Meeting on Culture), dilaksanakan di Kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, September mendatang,” kata Ajeng Campagnita dalam siaran pers yang diterima Jubi di Jayapura, Rabu (12/7/2022).

Ajeng Campagnita mengatakan, rangkaian awal agenda program temu seni menghelat Sarasehan Budaya Papua, yang menghadirkan antropolog, peneliti dan kurator seni budaya Museum Uncen, Enrico Yory Kondologit.

“Digelar di Club Pecinta Alam Hirosi di daerah Cycloop, Sentani, Sarasehan Budaya Papua di ajang Temu Seni ini memberikan kesempatan bagi 14 musisi muda Indonesia peserta Temu Seni untuk mendapatkan cakrawala pengetahuan dan pemahaman utuh tentang kekayaan seni dan budaya Papua,” kata Ajeng Campagnita.

Antropolog dan pemberi materi dalam Sarasehan Budaya Papua, Enrico Yory Kondologit dikutip dari siaran pers yang sama menyampaikan bahwa Tanah Papua begitu kaya. Sekitar 250-an etnik/suku bangsa dan bahasa mendiami Tanah Papua di tujuh wilayah adat. Secara tradisional, kesenian tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan orang asli Papua. Pengalaman, rasa, dan ide orang-orang asli Papua disampaikan melalui kesenian.

“Dalam kesenian terdapat simbol-simbol yang dianggap sakral dan penuh makna yang kerap dikatakan sebagai rahasia hidup orang Papua,” kata Enrico Kondologit.

No comments:

Post a Comment

Ketika di Roma (2/2)

Jalan Romawi kuno melintasi bentang alam, dari Skotlandia hingga Mesopotamia, Rumania hingga Sahara. Dan jalan Romawi paling awal dibangun u...