Kasus malaria di Kota Jayapura, Provinsi Papua, mengalami kenaikan cukup tinggi. Dinas Kesehatan Kota Jayapura mencatat di semester 1 sebanyak 15 ribu kasus.
“Tahun lalu ada 30 ribu kasus. Jadi, peningkatannya luar biasa sangat signifikan,” Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari di Kantor Wali Kota Jayapura, Sabtu (23/7/2022).
Data Dinas Kesehatan Kota Jayapura, pada 2021 prevalensi atau tingkat penyebaran kasus malaria 250 per 1.000 penduduk, dan pada 2022 semester I berada di angka 400 per 1.000 penduduk.
“Wilayah Distrik Muara Tami yang kasusnya cukup tinggi, karena plasmodiumnya masih cukup tinggi. Artinya, banyak orang yang terinfeksi malaria belum terdeteksi dan terus menularkan kepada orang lain,” ujar Antari.
Dijelaskannya, malaria adalah penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk Anopheles betina, yang dapat menularkan parasit Plasmodium.
“Proteksi terus kami lakukan, seperti vogging, pembagian kelambu, penanaman obat pencegah nyamuk (lavender dan serah),” ujar Antari.
Antari berharap kerja sama dan kesadaran dari semua pihak, terutama orang yang sudah sembuh dari malaria agar melakukan pencegahan, seperti memakai kelambu agar mencegah untuk tidak kembali sakit malaria.
“Semua orang berhak bertanggung jawab untuk menjaga kesehatannya sehingga tidak mudah sakit dan tidak menularkan malaria kepada orang lain, sehingga aktivitas tidak terhambat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Antari.
No comments:
Post a Comment