Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan Institut Seni Indonesia atau ISI Denpasar melalui Festival Bali Padma Bhuwana, telah berhasil menginisiasi prospek dan energi baru dalam kemerdekaan kreatif hingga tingkat global.
“Bali Padma Bhuwana tahun 2021 telah berhasil menyemarakkan dunia kesenian Indonesia serta menguatkan kolaborasi lintas negara dan lintas cabang seni antara maestro, seniman dan akademisi,” kata Nadiem dalam sambutan daringnya saat membuka festival internasional tersebut, Kamis (28/7/2022).
Pembukaan Festival Padma Bhuwana ini merupakan serangkaian Wisuda Sarjana, Sarjana Terapan, Magister, serta Doktor XXVIII dan Dies Natalis XIX ISI Denpasar.
Nadiem menambahkan, Bali Padma Bhuwana yang kedua tahun 2022 mengambil tema tentang air sangat relevan, yakni perlunya menguatkan kembali kesadaran akan pentingnya peran air dalam menjaga kelangsungan semesta.
“Saya yakin kegiatan yang diinisiasi oleh ISI Denpasar ini akan melahirkan energi dan prospek-prospek baru yang mendukung gerakan pemajuan kebudayaan dan perwujudan kemerdekaan dalam berkarya tidak hanya tingkat nasional tetapi juga global,” ujar Mendikbudristek menyemangati.
Senada dengan pandangan Mendikbudristek, Rektor ISI Denpasar Prof Dr Wayan Kun Adnyana menyatakan bahwa Festival Internasional Bali Padma Bhuwana sepenuhnya didedikasikan sebagai ruang diseminasi keberagaman karya-praktik penciptaan dan penghargaan.
“Selain itu mimbar akademik seni-budaya yang melibatkan maestro, seniman, desainer, akademisi, pekerja kreatif, dan mahasiswa bertalenta lintas universitas/institut di dunia,” kata mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali itu.
Bali Padma Bhuwana pada tahun ini mengusung tema Argha-Tirtha-Sidhi (Water Energy and Creative Prospects), yang mana di dalamnya terdapat penganugerahan Bali-Bhuwana Mahottama Nugraha kepada Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.
Selain itu, Bali-Bhuwana Nata Kerthi Nugraha kepada enam maestro, seniman, akademisi, dan juga kolektor seni bereputasi, yaitu Tjokorda Gede Putra Sukawati (Maesnas Seni), Anak Agung Gede Rai (kolektor dan tokoh permuseuman), Rhoda Grauer (seniman dan akademisi dari Amerika Serikat), Tossin Himawan (kolektor seni rupa dari Jakarta), Rucina Ballinger (Seniman dan Aktivis Seni), dan Nyoman Windha (komposer bereputasi).
Pembukaan Festival Bali Padma Bhuwana memaknai wisuda ke-28 ISI Denpasar ini, juga digenapi dengan penyerahan penghargaan perolehan IPK Tertinggi untuk Wisudawan Sarjana, Magister, dan Doktor.
Penghargaan diterima Aryo Phramudhito, Prodi Desain Interior, IPK 3,85; Winnetou Joanes Immaculattamaria Silap, Prodi Seni Program Magister, IPK 4; Nyoman Goris Cahyadi, Prodi Desain Program Magister, IPK 4; dan I Gusti Made Darma Putra, Prodi Seni Program Doktor, IPK 3.95.
Gubernur Bali Wayan Koster selaku Ketua Dewan Penyantun ISI Denpasar menyambut baik rintisan ruang diseminasi Bali Padma Bhuwana ini, karena sangat strategis, relevan, dan penting.
“Melalui wahana diseminasi internasional ini, ISI Denpasar akan semakin menegaskan eksistensi sebagai perguruan tinggi yang kreatif, inovatif, sekaligus responsif terhadap perkembangan apresiasi seni dan desain tingkat global.
“ISI Denpasar memiliki tanggung jawab yang besar dalam kerja pemajuan seni budaya Bali dan nasional, baik melalui kekaryaan, keilmuan, maupun praktik seni dan desain yang otentik,” ujar Koster.
Hal yang sama juga diharapkan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, bahwa ISI Denpasar mesti terus menjadi bagian dalam merawat Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Pada orasi ilmiahnya yang berjudul “Indonesia Berkepribadian dalam Kebudayaan” mengisahkan bagaimana Seoul Institute of the Arts sangat berkontribusi dalam pemajuan seni budaya di Korea Selatan.
Seperti yang dirasakannya saat menerima Honorary Chair Profesor dari kampus seni kota Seoul tersebut, sehingga hal yang sama hendaknya dapat dikontribusikan pula oleh ISI Denpasar.
Anggota DPR RI Djarot Saiful Hidayat dalam testimoni tentang Megawati Soekarnoputri yang menerima penghargaan Bali-Bhuwana Mahottama Nugraha, mengapresiasi inovasi yang dilakukan ISI Denpasar, yakni dengan menggelar Festival Internasional Bali Padma Bhuwana.
Yang di dalamnya terdapat program penghargaan kepada tokoh berpengaruh, maestro, seniman, akademisi, dan juga kolektor seni bereputasi. Ini merupakan langkah membangun kepribadian dalam kebudayaan dengan merefleksi pada tokoh-tokoh berpengaruh yang menginspirasi.
No comments:
Post a Comment