Sebagai daerah endemis malaria, Pemerintah Kabupaten Waropen, Papua, meningkatkan upaya pencegahan malaria terhadap warganya, terutama peserta Sidang Sinode ke-18 GKI Di Tanah Papua.
Melalui kelompok-kelompok kesehatan, tim pemeriksa mendatangi setiap pos atau tempat yang menjadi pusat tempat tinggal para peserta sidang di seluruh Waropen.
Penanggung jawab malaria dari Puskesmas Khemon Jaya, analis ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medis), Iin Sarli mengatakan upaya pencegahan sudah dilakukan sebelum sidang berlangsung melalui penyemprotan IRS, fogging, hingga RDT Screening malaria sebelum kepulangan peserta sidang.
“Penyemprotan IRS dan Fogging sudah kami lakukan sebelum sidang dimulai atau sebelum peserta datang ke Waropen. Dan, selama kegiatan berlangsung atau sebelum peserta pulang, kami datangi pos-pos tempat tinggal peserta sidang dan periksa. Dengan alat periksa RDT Screening malaria ini, hasilnya bisa langsung terlihat dalam 20 menit,” kata Iin Sarli usai melakukan pemeriksaan di Kantor Masyarakat Adat Waropen, yang menjadi salah satu tempat tinggal peserta sidang, Sabtu (23/7/2022).
Hasil pemeriksaan dua hari sebelumnya di sekitar Batupapan dan sekitarnya menunjukkan negatif. Pemeriksaan masih akan terus dilakukan hingga Senin, jelang kepulangan para peserta sidang.
“Tujuan ini semata-mata berharap supaya tidak ada peserta dari luar yang kena malaria. Kalau pun ada, maka kami bisa bantu obati,” ujar Iin.
Sidang Sinode ke-18 GKI Di Tanah Papua telah berlangsung sejak Senin (18/7) dan akan berakhir pada Minggu (24/7/2022) esok.
Peserta sidang sinode berdatangan dari hampir seluruh wilayah di Tanah Papua untuk ikut menyaksikan langsung agenda lima tahunan Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua ini.
No comments:
Post a Comment