Sejumlah sapi di daerah terindikasi terserang penyakit mulut dan kuku. Di antaranya di Riau sebanyak 33 ekor sapi positif diserang penyakit mulut dan kuku atau PMK. Temuan itu berdasarkan hasil uji sampel yang dikeluarkan Balai Veteriner Bukittinggi, Sumatera Barat.
“Berdasarkan
uji sampel itu, dari 33 ekor sapi positif PMK itu berasal dari Kabupaten
Inderagiri Hilir 11 ekor, dan 17 ekor dari Kabupaten Siak dan lima ekor berasal
dari Kabupaten Rokan Hulu,” kata Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan, Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau, drh. Faralinda Sari, seperti yang dilansir dari Antara, Minggu
(5/6/2022).
Faralinda
mengatakan, di Kabupaten Rokan Hulu adalah kasus PMK pertama kali ditemukan di
Riau, dengan lima ekor sapi positif terjangkit PMK. Selain itu Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau juga mendapati ada puluhan ekor sapi di
Kabupaten Siak dan Indragiri Hilir (Inhil) juga dinyatakan positif terkena PMK.
“Kita sudah
menerima hasil Labor dari Veteriner Bukittinggi terhadap sampel sapi yang ada
di Inhil dan Siak yang sebelumnya dicurigai PMK. Ternyata hasilnya benar, sapi di dua kabupaten ini juga positif PMK,” kata Faralinda menambahkan.
Dengan
temuan itu ia meminta peternak di tiga daerah asal Rohul, Siak dan Inhil agar tidak mengirimkan
ternak sapinya ke daerah lain sebab dikhawatirkan bisa menularkan PMK ke daerah lain.
Temuan
dugaan PMK pada sapi juga terjadi Pemkab Sumenep, Jawa Timur, yang menemukan
sebanyak 17 ekor sapi mengalami sakit dan bergejala seperti terserang wabah
tersebut. Hasil temuan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat menunjukkan sapi yang diperiksa
bergejala mulut berliur, nafsu makan menurun dan kuku sapi luka-luka.
“Itu
tersebar di tiga kecamatan,” kata kata Kepala DKPP Pemkab Sumenep Arif
Firmanto.
Arif
mengatakan 17 ekor sapi sakit dan bergejala seperti terserang wabah PMK itu,
berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan hewan yang dilakukan oleh petugas
lapangan.
Temuan itu
di Desa Mandala, Kecamatan Rubaru,
sebanyak delapan ekor, lalu di Desa Bilapora Rebba, Kecamatan Lenteng sebanyak
lima ekor dan di Desa Ketawang Karai, Kecamatan Ganding ditemukan sebanyak
empat ekor sapi sakit bergejala seperti PMK.
Menurut
Arif, saat ini, pihaknya terus melakukan pemantauan perkembangan sapi sakit
bergejala seperti terserang wabah PMK itu.
“Tingkat
kematian hewan ternak yang terserang wabah PMK memang rendah, akan tetapi kami
meminta agar petugas lapangan terus melakukan pemantauan, dan memberikan obat,”
kata Arif menjelaskan .
Sebelumnya,
petugas DKPP Pemkab Sumenep juga menemukan sebanyak 28 ekor sapi sakit di
Kecamatan Saronggi dan juga bergejala seperti PMK. Terkait penanganan jenis
penyakit ini, Pemkab Sumenep juga bekerja sama dengan pihak terkait baik Polres
dan Kodim 0827 Sumenep.
Kedua
institusi ini membantu memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang gejala
klinis sapi terserang PMK, sehingga peternak bisa melakukan pencegahan dini
dengan cara melaporkan langsung kepada petugas kesehatan hewan.
No comments:
Post a Comment