Puluhan mahasiswa Papua yang berstudi di Amerika Serikat dan Kanada mengikuti acara Summer Youth Gathering secara daring. Acara tersebut diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Pelajar (IMAPA) Papua di Amerika Serikat-Kanada dengan topik “Pendidikan dan Masa Depan Papua” yang berlangsung 13 sampai 16 Juni 2022.
Pertemuan selama empat hari itu diisi dengan materi seputar
program beasiswa unggul Papua, dampak perubahan regulasi terhadap program
beasiswa unggul Papua, dinamika dan model pendidikan bagi Papua, serta
pembangunan Papua dalam perspektif lokal, nasional, internasional, dan
lain-lain.
Ketua Panitia Summer Youth Gathering Daniel Game mengatakan
kegiatan tersebut merupakan pertemuan pertama yang dilaksanakan pada masa
Covid-19. Ia mengatakan pada pertemuan itu mahasiswa bisa saling berbagai
seputar kondisi mereka dan berbagi
pengetahuan tentang kondisi di Papua melalui narasumber.
“Supaya kita bisa tahu situasi di Papua dan kita punya
bayangan apa yang kita buat setelah kita kembali ke Papua,” kata Game.
Game mengatakan kesempatan itu juga digunakan mahasiswa yang
berada di Amerika Serikat dan Kanada untuk saling berkenalan membangun
kekeluargaan.
“Dengan kegiatan ini
kita bisa kenal satu sama lain dan bangun jaringan untuk membangun Papua,”
ujarnya.
Menurut Game sebagian besar mahasiswa setelah lulus akan
kembali ke Papua. Karena itu membangun jaringan itu penting guna bersama-sama
berkolaborasi membangun Papua.
“Bangun Papua tidak bisa sendiri, tetapi membutuhkan
kolaborasi dan kerja sama. Jadi di IMAPA kita menciptakan keluarga kecil dan
dengan kekeluargaan kita bangun bersama-bersama Papua ke depannya,” katanya.
Presiden Ikatan Mahasiswa Pelajar Papua (IMAPA) di Amerika
Serikat dan Kanada, Dimision Kogoya mengatakan mahasiswa Papua penerima
beasiswa mengalami banyak sekali masalah akhir-akhir ini. Kogoya menyampaikan
melalui pertemuan dengan topik “Pendidikan dan Masa Depan Papua” itu bisa
saling bertukar informasi maupun pengetahuan tentang kondisi yang terjadi di
Papua.
“Supaya kita bisa balik bangun Papua,” katanya.
Penghargaan kelulusan
Pada kegiatan tersebut para mahasiswa di Amerika serikat dan
Kanada juga merayakan graduation honors atau penghargaan kelulusan bagi 63
mahasiswa Papua yang lulus dari 2020, 2021, dan 2022. Di antaranya jenjang S1 sebanyak 49 orang dan
jenjang S2 berjumlah 14 orang.
“Kita mau menunjukkan bahwa banyak mahasiswa Papua yang
lulus dari Amerika Serikat dan Kanada,” kata Game.
Game menjelaskan perayaan tersebut sebagai apresiasi kepada
orang tua dan Pemerintah Provinsi Papua yang sudah mendukung studi para
mahasiswa Papua hingga selesai. Ke depannya, tambahnya, para mahasiswa berharap
beasiswa unggul bagi mahasiswa Papua terus berjalan.
“Pendidikan di Papua sangat penting, salah satu isu yang
kita mau angkat dalam pertemuan ini adalah beasiswa bagi anak-anak Papua. Kita
harap beasiswa ini tetap jalan terus agar ade-ade tetap kuliah terus sampai
lulus,” ujarnya.
Office Education Attace Indonesian Embassy Popy Rufaidah
menyampaikan apresiasi atas kelulusan mahasiswa Papua. Menurutnya itu merupakan
perjuangan yang luar biasa yang dijalani tiga sampai lima tahun.
Ia berpesan agar mahasiswa Papua yang masih menjalankan
proses studi di Amerika Serikat dan Kanada agar tetap semangat menyelesaikan
studinya, walaupun berbagai tantangan yang dihadapinya.
“Apapun usaha yang dilakukan pasti ada jalan terbaik. Yang
masih berjuang akan kita perjuangkan,” ujarnya.
Presiden Ikatan Mahasiswa Pelajar Papua (IMAPA) di Amerika
Serikat dan Kanada Dimision Kogoya
berharap Pemerintah Provinsi Papua dapat menyediakan lapangan pekerjaan
bagi mahasiswa Papua lulusan luar negeri dan memberikan dukungan bagi yang mau
membuka usaha setelah selesai studi.
“Pemerintah pusat
juga perlu kasih kesempatan kepada mahasiswa Papua untuk bekerja di BUMN dan
lain-lain” kata Kogoya.
No comments:
Post a Comment