QRIS atau Quick Response Indonesia Standard merupakan salah satu metode pembayaran yang menggunakan scan barcode di Indonesia. Dengan adanya QRIS, pembeli pun tidak perlu repot membawa uang cash atau tunai untuk transaksi pembayarannya.
Seperti di
Pasar Pharaa Sentani, Sistrik Sentani, Kabupaten Jayapura, yang dalam waktu
dekat ini akan menggunakan aplikasi QRIS sebagai metode pembayaran di pasar
tersebut. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Jayapura, Theopilus Tegal di Sentani, pada
Rabu (1/6/2022).
Menurutnya,
QRIS diperkenalkan melalui program Sehat Inovasi Aman Pakai (SIAP) yang akan disosialisasikan
kepada ratusan pedagang oleh Bank Indonesia di halaman parkir Pasar Paharaa,
Selasa (31/5/2022) kemarin.
“Semua
fasilitas akan menggunakan sistem pembayaran yang sama, retribusi karcis
parkiran hingga toilet umum,” jelas Tegai.
Hal ini
tentu saja seiring dengan kondisi Pasar Pharaa saat ini yang tengah melakukan
pembenahan dan pembinaan yang akan dilakukan terus secara bertahap. Dimulai dari
sarana fisik bangunan, kelengkapan fasilitas, hingga penataan kawasan dan pagar
yang akan mengelilingi pasar.
Tegal menjelaskan,
dengan menggunakan aplikasi QRIS sisi kenyamanan dan efisiensi pun akan
terpenuhi. Terlebih lagi QRIS ini merupakan fasilitas yang sekarang ini tengah
ramai digunakan oleh masyarakat di luar Papua.
Seperti
ketika berbelanja di supermarket, pasar, toko, kios, membayar angkot dan masih
banyak lagi kebutuhan yang dalam transaksi pembayaran, tidak lagi menggunakan
uang secara fisik.
“Kita
berharap dari sosialisasi awal, masyarakat bisa memahami dan memanfaatkan
fasilitas yang bisa dan lebih mudah digunakan ke mana saja kita pergi, tidak
perlu bawa uang yang banyak secara fisik di dalam dompet. Cukup aplikasi di
handphone kita untuk menjawab semua yang dibutuhkan,” katanya.
Secara
terpisah, Asisten II Setda Kabupaten Jayapura Bidang Ekonomi dan Pembangunan,
Joko Sunaryo mengatakan ketika ke pasar untuk berbelanja, warga tidak perlu
lagi membawa uang dalam bentuk fisik. Hal ini memudahkan pembeli dan pedagang
ketika bertransaksi, tinggal memakai aplikasi di ponsel lalu dengan barcode
uang sudah masuk ke rekening pedagang.
“Tidak
susah lagi cari dan tukar uang kecil, semua secara digital dan online,”
ujarnya.
Sementara itu,
dari sisi pedagang sayur mayor di Pasar Pharaa yakni Margaretha Soway
mengatakan bahwa fasilitas digital seperti QRIS ini sangat baik, tetapi tidak
semua pedagang menggunakan smartphone ataupun ponsel pintar.
“Ekonomi
setiap keluarga berbeda dan untuk menggunakan fasilitas yang luar biasa seperti
yang sudah disosilisasi oleh pihak bank, perlu dipertimbangkan lagi,"
Soway
mengatakan ada ratusan pedagang di Pasar Pharaa yang terbagi dalam pedagang
musiman dan pedagang tetap, dan kebanyakan yang datang dari kampung-kampung,
bahkan ada yang dari kebun langsung ke pasar.
“Yang
datang ke pasar ini tidak semua pegang fasilitas modern, bahkan ada yang tidak
punya [ponsel pintar],” pungkasnya.
No comments:
Post a Comment