Paus Fransiskus meminta maaf kepada rakyat Republik Demokratik Kongo dan Sudan Selatan pada Minggu karena harus membatalkan kunjungannya akibat masalah lutut.
Hal ini
diumumkan oleh Vatikan pada Kamis bahwa perjalanan Paus 2-7 Juli telah ditunda
tanpa batas waktu yang ditentukan karena penyakit lutut. Karena penyakit
tersebut, paus yang berusia 85 tahun itu pun terpaksa harus menggunakan kursi
roda selama lebih dari sebulan.
“Saya
merasa sangat menyesal bahwa saya harus menunda perjalanan ini, yang masih
sangat ingin saya lakukan,” katanya dalam pemberkatan Minggu (12/6/2022) di
hadapan ribuan orang di Lapangan Santo Petrus.
“Saya mohon
maaf atas hal ini. Mari kita berdoa bersama agar dengan pertolongan Tuhan dan
dengan pengobatan medis, saya bisa datang kepada Anda sesegera mungkin. Kami
berharap,” katanya, langsung kepada rakyat dan otoritas kedua negara.
Vatikan
mengatakan pada Kamis bahwa perjalanan itu ditunda “agar tidak membahayakan
hasil terapi yang dia jalani untuk lututnya”.
Pada
Minggu, Paus menyebut penyakitnya, yang diyakini sebagai ligamen robek, sebagai
“masalah dengan kaki saya”. Paus Fransiskus juga menderita linu panggul, yang
menyebabkan dia pincang bahkan sebelum masalah lututnya meningkat.
Sumber-sumber
Vatikan mengatakan paus telah menerima beberapa suntikan seminggu untuk
penyakitnya, serta terapi fisik, dan dia berharap bisa mendapatkan kembali
setidaknya sebagian kemampuan untuk berjalan sebelum perjalanan dimulai.
Mereka
mengatakan paus menolak operasi karena masalah anestesi umum setelah operasi
untuk mengangkat sebagian ususnya setahun yang lalu.
Paus masih
dijadwalkan mengunjungi Kanada mulai 24-30 Juli.
Paus juga
mengimbau para pendengarnya untuk tidak mengakomodasi perang di Ukraina.
“Jangan
biarkan berlalunya waktu menumpulkan rasa sakit dan kepedulian kita terhadap
orang-orang yang mati sebagai martir itu,” katanya.
No comments:
Post a Comment